WahanaNews-Borneo | Tinggal di daerah kumuh di dekat salah satu tempat pembuangan sampah di New Delhi, India , Pramod (35) terbiasa dengan bau busuk, lalat, sikap apatis pemerintah, dan sesekali kebakaran.
Tapi, penderitaan kian terasa minggu-minggu terakhir ini, karena gelombang panas mendera India.
Baca Juga:
Dinilai Lebih Kompeten, ALPERKLINAS Dukung Pemerintah yang Percayakan Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik ke PLN
"Apinya beberapa ratus meter dari rumah saya. Apinya sangat kuat sehingga saya merasa benar-benar menyentuh kulit kami," kata Pramod kepada AFP, di sebuah jalan tidak jauh dari tempat pembuangan sampah Bhalaswa di utara Delhi.
Kobaran api di bukit sampah setinggi 60m itu mulai membara pada Selasa (26/4/2022).
Kobaran api itu menerangi langit malam dengan warna oranye apokaliptik dan menyemburkan asap hitam berbahaya.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Desak BUMN dan Perusahaan Swasta Sisihkan CSR untuk Pengolahan Sampah
Hari Jumat masih membara, membuat kabut asap kelabu membumbung ke angkasa saat petugas pemadam kebakaran menyiramnya dengan air untuk hari keempat.
"Saya telah melihat banyak hal dalam hidup, tetapi ketika saya melihat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terbakar, saya ketakutan," kata Pramod.
"Saya hanya melihat kebakaran seperti itu di berita atau di TV," lanjutnya.