WahanaNews-Borneo | Perwakilan tiga partai politik, yakni dari Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar pertemuan di Yogyakarta untuk berdiskusi tentang mahalnya ongkos politik menjelang Pemilu 2024. Pertemuan pada Sabtu lalu itu digelar bersama dengan 19 guru besar dan akademisi dari berbagai kampus.
Ketua Forum 2045, Untoro Hariadi, menyebut ketiga partai itu dipilih karena kemungkinan kuat mereka bakal berkoalisi pada Pemilu 2024. Forum 2045 merupakan penyelenggara diskusi tersebut.
Baca Juga:
Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen
"Praktik politik di Indonesia cenderung high cost. Karena itu, semua pihak harus mendorong upaya untuk mencari terobosan baru guna mengurangi biaya politik. Khususnya, dalam berbagai ajang kontestasi demokrasi yang bertujuan melahirkan kepemimpinan baru," ujar Ketua DPW PKS DIY Agus Mas’udi dalam keterangannya, Senin, (12/09/2022).
Lebih lanjut, Agus menyebut Pemilu 2024 harus terlaksana sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hal ini demi terjadinya regenerasi kepemimpinan.
Prihatin Biaya Tinggi Politik
Baca Juga:
Selama Sidang Sengketa Pemilu 2024, KPU Telah Serahkan 139 Alat Bukti
Sementara itu Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Chairil Anwar, menyebut kalangan akademisi prihatin dengan maraknya praktik politik berbiaya tinggi dalam proses melahirkan kepemimpinan di berbagai tingkatan.
“Apakah kita akan melanjutkan kecenderungan semacam ini, ataukah segera mencarikan jalan keluar sehingga proses regenerasi kepemimpinan berikutnya tidak lagi berbiaya mahal?" kata Chairil.
Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem, Subardi mengatakan masukan dari para akademisi itu berdampak positif untuk kinerja partai politik. Ia menyebut hasil diskusi soal ongkos politik dan keberlanjutan Pemilu 2024 bakal menjadi bahan untuk merumuskan kebijakan selanjutnya.