"Warga Belarus, tak bisa membantu Ukraina dengan senjata seperti yang dilakukan seluruh dunia, tapi mereka bisa berada di sisi (Ukraina). Jadi mereka akan berjuang untuk kemerdekaan negara saudara itu," demikian menurut Yayasan Belarusian House di Facebook.
LSM itu telah menangani pengiriman logistik dan relawan pejuang Belarus ke Ukraina.
Baca Juga:
Pidato Strategis Prabowo di SPIEF Rusia: Seruan Kedaulatan Pangan hingga Energi Bersih
"Lukashenko dan (Presiden Rusia Vladimir) Putin adalah dua teroris bagi seluruh dunia. Mereka tahu mereka punya kekuatan dan bisa menggunakannya di depan semua orang," kata Pavel Kukhta, kepala pusat sukarelawan baru.
Menurutnya, perang di Ukraina adalah pertempuran antara demokrasi dan kediktatoran.
Kukhta punya pengetahuan yang dalam soal perang. Ia pernah melawan cengkeraman militer Rusia di Donbas dari 2016 hingga 2018.
Baca Juga:
Koalisi Timur Bangkit, Putin dan Xi Beri Peringatan Keras ke AS Soal Konflik Israel-Iran
"Kami berjuang di bawah slogan 'kebebasan kami dan bagi Anda," kata Kukhta.
Saat di Donbas, ia kira Putin akan menduduki Belarus. Namun, Lukashenko rupanya bisa 'dikendalikan' Putin sehingga tak ada apa-apa di negara tersebut.
"Lukashenko tak lagi memutuskan apa pun. Semuanya berjalan melalui Rusia dan Putin," seloroh Kukhta.