WahanaNews-Borneo | Investasi asing yang masuk ke Indonesia dinilai akan dipengaruhi sejumlah faktor, dengan yang paling dominan adalah situasi ekonomi Amerika Serikat (AS), China, dan sejumlah negara berkembang.
Hal itu diungkapkan Chief Economist Citi Indonesia, Helmi Arman.
Baca Juga:
Tertekan Data Ekonomi AS yang Lebih Kuat, Harga Emas Jatuh 13,4 Dolar
Menurut dia, ketidakpastian di Amerika, seperti menyangkut suku bunga Bank Sentral AS atau tingkat inflasi, menjadi faktor penentu bagi investor.
Jika peningkatan suku bunga cepat, maka investasi ke negara berkembang seperti Indonesia menjadi kurang menarik.
“Dari sisi inflasi, salah satu faktor penting yang akan menentukan kapan puncak inflasi AS adalah tren harga komoditas energi dunia,” katanya, dalam bincang bersama media, dikutip pada Minggu (13/2/2022).
Baca Juga:
Kebijakan “Easy Money” Bisa Berujung Mengejutkan bagi Pasar Uang Global
"Di kuartal kedua tahun ini, tekanan terhadap harga minyak mentah dunia mungkin akan mulai mereda seiring adanya suplai tambahan dari beberapa negara penghasil minyak," tambahnya.
Dengan asumsi tersebut, Helmi menuturkan, ketegangan politik dunia mulai menurun.
Selain itu, apabila harga komoditas energi dunia mulai turun, ekspektasi penguatan dollar semestinya akan mulai mereda, dan mungkin investor global akan kembali mulai melirik untuk memasukkan dana ke negara-negara berkembang.